Jumat, 10 April 2015


Fisioterapi  Stroke

Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu.

Definisi menurut WHO: stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak

Menurut Neil F Gordon:  stroke adalah gangguan potensial yang fatal pada suplai darah bagian otak. Tidak ada satupun bagian tubuh manusia yang dapat bertahan bila terdapat gangguan suplai darah dalam waktu relatif lama sebab darah sangat dibutuhkan dalam kehidupan terutama oksigen pengangkut bahan makanan yang dibutuhkan pada otak dan otak dalah pusat control system tubuh termasuk perintah dari semua gerakan fisik.

Dengan kata lain stroke merupakan manifestasi keadaan pembuluh darah cerebral yang tidak sehat sehingga bisa disebut juga “cerebral arterial disease” atau “cerebrovascular disease”. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan dan penyempitan atau pecahnya pembuluh darah, semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai

Gangguan pembuluh darah otak (GPDO) masih penyebab kematian ketiga, sesudah penyakit jantung dan kanker. Di negara maju, meskipun angka kematian dari GDOP akhir-akhir ini cenderung menurun oleh karena pencegahan terhadap penyakit ini telah dilakukan sebaik mungkin. Di negara berkembang kemajuan ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi telah memperpanjang usia

Di samping itu, perbaikan metoda penanganan penderita GPDO yang akut, telah menekan angka kematian penderita, akibat dari semua ini dapat diramalkan bahwa jumlah penderita yang mempunyai gejala sisa akibat GPDO akan meningkat.

Pada kondisi Gangguan Pembuluh Darah Otak atau Stroke, problem yang sering timbul oleh pasien biasanya :
1.      Adanya kelemahan otot pada bagian anggota gerak tubuh yang terkena
2.      Adanya gangguan keseimbangan
3.      Adanya gangguan postur

4.      Adanya gangguan pernafasan

5.      Adanya atropi.
6.      Adanya gangguan kemampuan fungsional

Rehabilitasi stroke adalah program pemulihan pada kondisi stroke yang bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien stroke, sehinga mereka mampu mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Program rehabilitasi ini bisa dibilang merupakan program yang tidaklah mudah, karena setelah stroke terkadang menyisakan kelumpuhan terutama pada sisi yang terkena, timbul nyeri, subluksasi pada bahu, pola jalan yang salah dan masih banyak kondisi yang perlu dievaluasi oleh fisioterapis.
Penanganan fisioterapi pasca stroke adalah kebutuhan yang mutlak bagi pasien untuk dapat meningkatkan kemampuan gerak dan fungsinya. Berbagai metode intervensi fisioterapi seperti pemanfaatan electrotherapy, hidrotherapy, exercise therapay (Bobath method, Proprioceptive Neuromuscular Facilitation, Neuro Developmental Treatment, Sensory Motor Integration, dll..) telah terbukti memberikan manfaat yang besar dalam mengembalikan gerak dan fungsi pada pasien pasca stroke. Akan tetapi peran serta keluarga yang merawat dan mendampingi pasien juga sangat menentukan keberhasilan program terapi yang diberikan.

Kemampuan anggota keluarga memberikan penanganan akan berdampak sangat baik bagi pemulihan pasien. Penanganan fisioterapi pasca stroke pada prinsipnya adalah proses pembelajaran sensomotorik  pada pasien dengan metode-metode tersebut diatas. Akan tetapi interaksi antara pasien dan fisioterapis amat sangat terbatas, lain halnya dengan keluarga pasien yang memiliki waktu relatif lebih banyak. Dampak lain adalah jika pemahaman anggota keluarga kurang tentang penanganan pasien stroke maka akan menghasilkan proses pembelajaran sensomotorik yangsalah pula. Hal ini justru akan memperlambat proses perkembangan gerak.


Rehabilitasi terdiri dari:
  • Kemampuan dan keterampilan belajar kembali
  • Mempelajari keterampilan-keterampilan baru
  • Membiasakan terhadap keterbatasan-keterbatasan yang disebabkan oleh stroke
  • Mendapatkan dukungan social, emosional dan lati-han di rumah dan di dalam masyarakat.
Banyak aktivitas yang bisa dilakukan untuk terapi, seperti:
  • Mengatur posisi untuk memastikan bahwa tubuh berada pada posisi yang tepat. Mereka juga akan disarankan untuk merubah posisi untuk memastikan bahwa otot-otot dan tulang sendi tidak kaku dan penderita tidak bertambah sakit. Jika otot-otot Sangat lemah, maka butuh bantuan untuk melakukan aktivitas tersebut
  • Pengawasan dan penguatan otot ini bisa dimulai dengan gerakan-gerakan kecil dipandu oleh ahli terapi, tetapi bila otot-otot makin kuat dan gerakan-gerakan yang lebih sulit akan ditambah/diberikan.
  • Aktivitas fungsional apabila otot sudah sangat kuat, gerakan-gerakan akan digabungkan dengan aktivitas
  • Aktivitas seperti duduk, berdiri, berjalan, makan, men-cuci, dll.
  • Keseimbangan agar mampu untuk bergerak den-gan mudah dan aman dan melakukan suatu gabungan aktivitas pada waktu yang bersamaan, keseimbangan adalah hal penting. Latihan-latihan yang membutuhkan keseimbangan dan untuk mengembangkan kemampuan penderita untuk membetulkan keseimbangan mereka secara bebas adalah hal umum setelah terkena stroke.
  • Menelan sebagian orang mempunyai kesulitan untuk menelan setelah terkena stroke. Ini bisa menye-babkan resiko lebih besar terhadap infeksi pernapasan. Pengaturan posisi dan saran untuk mengkonsumsi jenis-jenis makanan dan latihan-latihan khusus juga dapat membantu.
  • Berbicara banyak tipe masalah-masalah berbicara. Terapi bisa membantu penderita untuk mengenal kata-kata, mengkoordinasikan otot untuk berbicara atau mencari cara komunikasi lain.
  • Adaptasi untuk menjadikan aktivitas lebih mudah, seperti berjalan dan makan, adaptasi atau bantuan-bantuan bisa digunakan. Kadang-kadang bersifat sementara dan ketika penderita sembuh dapat dipindahkan. Kadang-kadang lebih permanent.

Rehabilitasi juga merupakan proses yang lama dan setiap orang yang terlibat harus menjalankan aktivitas-aktivitas tersebut. Satu atau dua sesi mungkin tidak nampak hasil, tapi mereka tidak boleh menyerah. Dengan waktu dan usaha banyak penderita stroke bisa sembuh beberapa tingkat.

Berikan beberapa bentuk latihan berikut ini :
Gerakkan semua sendi pada lengan dan tungkai secara perlahan yaitu lurus dan menekuk sebanyak 5 – 7 kali.
Gerakan yang diberikan secara perlahan agar pasien dapat ikut aktif melakukanya.
Posisikan duduk dan berikan pegangan pada tangan pasien  Anjurkan untuk melakukan gerakan disekitar pinggang dan pinggul
Gerakan yang diharapkan adalah gerakan rotasi (beputar) foreward dan backward dan bukan gerakan mendorong kedepan dan kebelakang.
Lakukan secara perlahan gerakan mengangkat lengan dan mintalah pasien untuk ikut melakukannya dan berusaha agar siku tidak terdorong keluar. Dan tubuh tetap tegak. Dengan kata lain pasien berusaha tidak  melakukan gerakan kompensasi dengan tetap menjaga kestabilan tubuh serta mengontrol lengan agar  selama gerakan dilakukan siku tidak terdorong kesamping. lakukan sebanyak 7 kali pengulangan.
Berikan gerakan-gerakan pada jari-jari dan jangan memberikan regangan berlebihan. Gerakan yang  diberikan antara lain gerakan menekuk kebelakang (dorsal fleksi) pada pergelagan tangan, menekuk  kedepan (fleksi) pada sendi antara punggung tangan dan jari-jari (metacarpo phalangeal joint) dan  meluruskan sendi pada jari-jari. Dapat dilakukan secara terpisah ataupun bersama-sama dengan pola  seperti diatas. lakukan sebanyak 7 kali pengulangan.
Lakukan gerakan dan peregangan pada jari-jari kaki. Hal ini perlu dilakukan, karena pada pasien stroke  sering mengalami masalah pada penumpuan (Base of Support). Gangguan penumpuan berupa   kecenderungan tumpuan hanya pada sisi tepi lateral) telapak kaki. Hal tersebut mengakibatkan gangguan  informasi tentang posisi yang mempengaruhi kestabilan tubuh.
Posisikan tangan seperti pada gambar disamping (Lumbrical position), lakukan koreksi pada jari-jari agar  menggenggam dengan sempurna, kemudian lakukan gerakan kedepan dan kebelakang (fleksi-ekstensi  pada pergelangan tangan. Gerakan ini akan membantu stabilitas dan mobilitas pergelangan tangan dan jari-jari. Sehingga fungsi jari-jari (prehension) bekerja dengan baik.
"Catatan : Keberhasilan latihan bagi pasien stroke dengan berbagai metode apapun hanya dapat dicapai jika pasien AKTIF dan bukan PASIF  melakukan gerakan dan fisioterapis memfasilitasi agar pola gerak sesuai dengan “normal Pattern”.
Latihan pada stroke = Pembelajaran sensomotorik pada Sistam Saraf."


Tahap-tahap Rehabilitasi secara Fisik adalah sebagai berikut :
  1. Positioning
  • Berbaring terlentang
Berbaring Terlentang
Berbaring Terlentang
  • Miring ke sisi yang sehat.
Miring ke sisi yang sehat
Miring ke sisi yang sehat
  • Miring ke sisi yang lumpuh
  • Miring ke sisi yang lumpuh
  • Miring ke sisi yang lumpuh
  • 2. Range of motion (ROM)
    • Latihan pasif anggota gerak atas
    (Latihan ini di bantu oleh perawat,terapis atau penolong).
    • Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu.
    Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu
    Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu
    • Gerakan menekuk dan meluruskan siku.
    Gerakan menekuk dan meluruskan siku
    Gerakan menekuk dan meluruskan siku
    • Gerakan memutar pergelangan tangan
    Gerakan memutar pergelangan tangan
    Gerakan memutar pergelangan tangan
    • Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan.
    Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan
    • Gerakan memutar ibu jari.
    Gerakan  memutar ibu jari
    • Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan.
    Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan.
    Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan.
    • Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah.
    • Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha.
    Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
    Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
    • Gerakan menekuk dan meluruskan lutut.
    Gerakan menekuk dan meluruskan lutut
    Gerakan menekuk dan meluruskan lutut
    • Gerakan untuk pangkal paha.
    Gerakan untuk pangkal paha
    Gerakan untuk pangkal paha
    • Gerakan memutar pergelangan kaki
    Gerakan memutar pergelangan kaki
    Gerakan memutar pergelangan kaki

    2. Latihan Aktif Anggota Gerak Atas dan Bawah, meliputi :
    • Latihan I
    Latihan I
    Latihan I
    • Latihan II
    Latihan II
    Latihan II
    • Latihan III
    Latihan III
    Latihan III
    • Latihan IV
    Latihan IV
    Latihan IV
    • Latihan V
    Latihan V
    Latihan V
    • Latihan VI
    Latihan VI
    Latihan VI
    • Latihan VII
    Latihan VII
    Latihan VII
    • Latihan VIII
    Latihan VIII
    Latihan VIII
    • Latihan IX
    Latihan IX
    Latihan IX

    3. Latihan keseimbangan
    2.3 Latihan Keseimbangan
    2.3.1 Melatih keseimbangan duduk
    Melatih keseimbangan duduk
    Melatih keseimbangan duduk
    2.3.2 Melatih keseimbangan berdiri
    Melatih keseimbangan berdiri
    Melatih keseimbangan berdiri
    4. Latihan mobilisasi
    2.4.1 Latihan Mobilisasi
    • Latihan berjalan menggunakan tongkat
    Latihan berjalan menggunakan tongkat
    Latihan berjalan menggunakan tongkat
    • Latihan naik dan turun tangga tanpa menggunakan tongkat
    Latihan naik dan turun tangga tanpa menggunakan tongkat
    Latihan naik dan turun tangga tanpa menggunakan tongkat
    • Latihan naik dan turun tangga menggunakan tongkat
    Latihan naik dan turun tangga menggunakan tongkat
    Latihan naik dan turun tangga menggunakan tongkat

    2.4.2 Tata cara berpindah
    • Dari tempat tidur ke kursi
    Dari tempat tidur ke kursi
    Dari tempat tidur ke kursi
    • Dari kursi roda ke mobil
    Dari kursi roda ke mobil
    Dari kursi roda ke mobil

    5. Latihan activity of day living ( ADL )
    • Tata Cara Makan
    Tata Cara Makan
    Tata Cara Makan
    • Tata Cara Berpakaian
    Cara manggunakan kemeja
    Cara manggunakan kemeja
    Cara manggunakan kemeja
    Cara menggunakan celana
    Cara menggunakan celana
    Cara menggunakan celana
    • Tata cara menggunakan kamar kecil
    Tata cara menggunakan kamar kecil
    Tata cara menggunakan kamar kecil

    3. SOCIOTHERAPY
    Sebagai makhluk social yang sakit,penderita sakit stroke hendaknya dilatih untuk dapat menjalankan fungsi sosialnya sebagai seseorang manusia,meskipun tidak dapat kembali seperti semula.Sociotherapy ini meliputi :
    1.Latihan berkomunikasi
    1.Latihan berkomunikasi
    • Latihan menulis
    Latihan menulis
    Latihan menulis
    • Latihan membaca
    Latihan membaca
    Latihan membaca
    • Latihan mengucapkan huruf A, I, U, E, O
    Latihan mengucapkan huruf A, I, U, E, O
    Latihan mengucapkan huruf A, I, U, E, O
    • Latihan mendengarkan suara
    Latihan mendengarkan suara
    Latihan mendengarkan suara
    • Latihan berkomunikasi menggunakan papan yang bergambar atau berupa tulisan
    Latihan berkomunikasi menggunakan papan yang bergambar atau berupa tulisan
    Latihan berkomunikasi menggunakan papan yang bergambar atau berupa tulisan.
    2. Memperbaiki daya ingat
    Daya ingat berkaitan dengan fungsi memori sesorang biasanya dapat kita latih melalui hobi (bakat, minat dan ketertarikan terhadap yang disenanginya). contonhya: musik, raket, bola, dll
    Jangan sampai ditekan jiwanya harus dihibur dan diberi semangat untuk tetap latihan dan belajar mengingat.

    MASALAH REHABILITASI

    Masalah yang terjadi bisa berasal dari :
    1. Pihak penolong/ orang yang merawat :
    Berupa :
    – Keterbatasan fasilitas dan tenaga terampil seperti fisioterapi dan perawat yang cekatan.
    - Kemampuan dokter untuk memilih terapi yang efektif.
    - Kesabaran dan waktu.
    2. Pihak penderita/ keluarga :
    - Adanya komplikasi/ penyakit yang menyertai (Contoh : infeksi paru-paru, ganggaguan fungsu ginjal, jantung dan lain-lain)
    - Pendarahan dan odem otak yang berat
    - Ketaatan minum obat
    - Keterbatasan biaya


    PENCEGAHAN STROKE DAN LARANGAN
    1. Pencegahan Primer
    1. Strategi kampanye nasional secara terpadu beserta program pencegahan penyakit vaskular yang lain.
    2. Membudidayakan hidup sehat dalam masyarakat :
    • Menghindari : Rokok, stres mental, obesitas, alkohol, konsumsi garam yang berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain dan lain-lain.
    • Mengurangi : Kolesterol, lemak, asam urat dalam makanan
    • Menganjurkan : Konsumsi gizi seimbang dan olah raga secara teratur
    • Mengendalikan : Hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan penyakit atherosklerotik lainnya dengan menganjur pola hidup sehat seperti diatas.
    2. Pencegahan Sekunder
    1. Modifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor resiko (Telah dijelaskan sebelumnya)
    2. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin
    3. Obat-obat yang digunakan (Telah dijelaskan sebelumnya)
    4. Tindakan Invasif
    Demikian Latihan dasar untuk Orang Stroke dan penyembuhan Stroke tahap selanjutnya dapat dilatih dengan bermacam metode Fisioterapi mulai dari Bobath, Mc Cancy, Brunstrom, PNF, dll..

    Kesimpulannya selalu harus ada pencegahan mengenai stroke. Orang yang cenderung mengalami stroke dapat diketahui dengan adanya factor-faktor resiko.